HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL-BUDAYA DENGAN PERILAKU SELF-HARM DI KALANGAN GENERASI Z KOTA DENPASAR: KAJIAN ANTROPOLOGI BUDAYA
DOI:
https://doi.org/10.62281/v3i7.2647Keywords:
Generasi Z, Media Sosial, Self-Harm, Stres Emosional, TraumaAbstract
Fenomena self-harm di kalangan Generasi Z di Kota Denpasar mengalami peningkatan signifikan seiring dengan tekanan sosial, budaya, dan perkembangan teknologi digital. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara faktor sosial-budaya dengan perilaku self-harm serta implikasinya terhadap kesejahteraan psikososial individu. Menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif, data diperoleh melalui wawancara mendalam terhadap lima informan berusia 20–24 tahun yang pernah melakukan self-harm. Analisis data menggunakan teori psikoanalisis Sigmund Freud serta hierarki kebutuhan Abraham Maslow, yang kemudian ditafsirkan dalam kerangka antropologi budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa trauma masa lalu, tekanan emosional, minimnya aktualisasi diri, pola asuh disfungsional, norma budaya patriarkal, serta paparan media sosial yang negatif merupakan pemicu utama perilaku self-harm. Tindakan ini dijadikan sebagai mekanisme pelampiasan emosi yang bersifat sementara, namun berdampak jangka panjang terhadap kesehatan mental, pendidikan, hubungan sosial, dan stabilitas ekonomi. Penelitian ini menegaskan pentingnya intervensi multidisipliner berbasis budaya lokal, edukasi kesehatan mental, dan penguatan dukungan sosial untuk mencegah dan menangani perilaku self-harm secara holistik di kalangan Generasi Z.
Downloads
References
Artikel Online (Web/Berita/Blog Resmi)
Ardian, J. (2024, 21 Agustus). Apa itu trauma? Ini penyebab, gejala, dan cara mengatasinya. Siloam Hospitals. https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-trauma
Dharmono, S. T. (2024, 2 Januari). Self harm: Penyebab menyakiti diri dan cara mengobatinya. Mitra Keluarga. https://www.mitrakeluarga.com/artikel/apa-itu-self-harm
Fitria, Z. (2020). Mengenal Id, Ego, dan Superego dalam diri manusia, harus seimbang lho! IDN Times. https://www.idntimes.com/life/inspiration/ziliun-creative/mengenal-id-ego-dan-superego-dalam-diri-manusia
Hadi, S. (2024, 24 September). Teori kebutuhan “Teori Maslow” Hierarchy of Needs (Hierarki Kebutuhan) dan pandangan Islam terhadapnya. Pondok Pesantren Darul Fithrah. https://www.darulfithrah.com/2024/09/24/teori-kebutuhan-teori-maslow-hierarchy-of-needs-hierarki-kebutuhan-dan-pandangan-islam-terhadapnya/
Kandola, A. (2024, 23 Januari). What is emotional pressure and how can you manage it? Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/emotional-pressure
Lestari, D. B. (2024, 25 Juni). Self-Harm: Fenomena yang berbahaya bagi remaja. BINUS University. https://psychology.binus.ac.id/2024/06/25/self-harm-fenomena-yang-berbahaya-bagi-remaja/
Makarim, F. R. (2023, 8 Februari). Mengenal teori kepribadian menurut Sigmund Freud. Halodoc. https://www.halodoc.com/artikel/mengenal-teori-kepribadian-menurut-sigmund-freud
Rahayu, S. (2023, Oktober). Penanganan kesehatan mental di Indonesia. Info Singkat P3DI DPR RI, XV(20), 1–21. https://berkas.dpr.go.id/pusaka/files/info_singkat/Info%20Singkat-XV-20-II-P3DI-Oktober-2023-217.pdf
Savitri. (2022, 14 Februari). Pentingnya kesehatan mental bagi remaja. Ayo Sehat, Kementerian Kesehatan RI. https://ayosehat.kemkes.go.id/pentingnya-kesehatan-mental-bagi-remaja
World Health Organization. (2022). Mental health: Definitions.
Buku
Bernard, H. R. (1994). Research methods in anthropology: Qualitative and quantitative approaches (2nd ed.). Sage Publications.
Esterberg, K. G. (2002). Qualitative methods in social research. McGraw-Hill.
Gainau, M. B. (2016). Pengantar metode penelitian. PT Kanisius.
Hanurawan, F. (2016). Metode penelitian kualitatif untuk ilmu psikologi. Rajawali Press.
Nazir, M. (2013). Metode penelitian. Ghalia Indonesia.
Sugiyono. (2016). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Jurnal Penelitian
Amalina, N. (2024). Pengaruh kemajuan dan media sosial terhadap kesehatan mental. Jurnal Ilmu Ekonomi, Pendidikan dan Teknik, 1(3), 152–157.
Ardiansyah, A., Sarinah, S., Susilawati, S., & Juanda, J. (2023). Kajian psikoanalisis Sigmund Freud. Jurnal Kependidikan, 7(1), 25–31. https://e-journallppmunsa.ac.id/index.php/kependidikan/article/view/912
Faruqi, M., Suryoadji, K. A., & Sutanto, R. L. (2024). Kesehatan mental di era digital: Tinjauan naratif dampak media sosial dan teknologi digital pada kesehatan mental dan upaya untuk mengatasinya. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 23(1), 46–55.
Fatkhan, A., & Putri, K. Y. S. (2023). Dampak perubahan teknologi terhadap kesehatan mental mahasiswa. Lektur: Jurnal Ilmu Komunikasi, 6(4), 439–444.
Mil, S., et al. (2024). Analisis dimensi self-harm dalam pandangan Islam. G-Couns: Jurnal Bimbingan dan Konseling, 8(3), 1752–1766.
Nock, M. K., & Prinstein, M. J. (2004). A functional approach to the assessment of self-mutilative behavior. Journal of Consulting and Clinical Psychology, 72(5), 885–890. https://doi.org/10.1037/0022-006X72.5.885
Twenge, J. M., & Campbell, W. K. (2018). Associations between screen time and lower psychological well-being among children and adolescents: Evidence from a population-based study. Preventive Medicine Reports, 12, 271–283. https://doi.org/10.1016/j.pmedr.2018.10.003
Wonawai, Y. M., et al. (n.d.). Makna tradisi potong jari pada suku Dani Papua. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Jenri (Author)

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.