ANALISIS KEBIJAKAN PENDIDIKAN: IMPLEMENTASI SEKOLAH GARUDA WUJUDKAN GENERASI BERDAYA SAING GLOBAL

Authors

  • Dini Indriani Universitas Singaperbangsa Karawang Author
  • Hana Nur Afifah Universitas Singaperbangsa Karawang Author
  • Indah Cahyani Universitas Singaperbangsa Karawang Author
  • Afiyatun Kholifah Universitas Singaperbangsa Karawang Author

DOI:

https://doi.org/10.62281/enqk4979

Keywords:

Sekolah Garuda, Generasi Emas 2045, Pendidikan Unggul

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menilai secara menyeluruh efektivitas Program Sekolah Garuda yang diterapkan di 16 lokasi sebagai langkah pemerintah dalam pemerataan mutu pendidikan sekaligus mendukung visi Generasi Emas 2045. Program ini dirancang sebagai model pendidikan unggul yang berfokus pada peningkatan kualitas pembelajaran, perluasan akses pendidikan bermutu, serta penguatan karakter berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Melalui metode kajian pustaka, penelitian ini menelaah berbagai sumber seperti artikel ilmiah, dokumen kebijakan, laporan kementerian, dan publikasi lembaga pendidikan untuk memahami dampak program dari aspek akademik, pembentukan karakter, kesiapan sarana prasarana, dan keberlanjutan implementasinya.

Hasil kajian menunjukkan bahwa Sekolah Garuda memberikan kontribusi signifikan dalam mengurangi ketimpangan mutu pendidikan, khususnya di wilayah dengan keterbatasan fasilitas. Program ini meningkatkan akses siswa terhadap pembelajaran berbasis teknologi, pendekatan sains, serta model pembelajaran kolaboratif yang relevan dengan kebutuhan abad ke-21. Penguatan nilai Pancasila melalui kegiatan kokurikuler dan pembelajaran berbasis proyek juga membantu membentuk karakter siswa yang berintegritas, kreatif, dan kritis. Selain itu, berbagai inovasi dan kompetisi akademik yang terintegrasi dalam kurikulum memperlihatkan perkembangan positif dalam pengembangan talenta dan kepemimpinan siswa.

Namun demikian, penelitian mengidentifikasi adanya tantangan penting. Ketersediaan guru berkualitas masih terbatas, dan pelatihan profesional belum sepenuhnya memenuhi standar program. Infrastruktur pendidikan di sejumlah lokasi belum memadai, ditambah keterbatasan anggaran yang dapat menghambat pelaksanaan kegiatan. Belum adanya sistem evaluasi jangka panjang yang konsisten juga menjadi kendala dalam memonitor keberhasilan program. Dengan demikian, Program Sekolah Garuda memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional, namun keberhasilan optimal memerlukan konsistensi kebijakan, peningkatan pendanaan, penguatan kompetensi guru, serta evaluasi berkelanjutan.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Sekolah Garuda, Generasi Emas 2045, Pendidikan Unggul.

LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan pondasi utama dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di era globalisasi saat ini. Di Indonesia, upaya untuk mencapai visi Generasi Emas 2045 yang berdaya saing global memerlukan inovasi dalam sistem pendidikan, termasuk melalui implementasi program-program khusus seperti Sekolah Garuda. Sekolah Garuda merupakan inisiatif pemerintah yang dirancang untuk mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila, penguasaan bahasa asing, dan keterampilan global dalam kurikulum pendidikan, dengan tujuan mempersiapkan generasi muda Indonesia menghadapi tantangan dunia kerja internasional dan persaingan global yang semakin ketat. Dalam konteks global, pendidikan bukan lagi sekadar transfer pengetahuan, tetapi juga pembentukan karakter dan kompetensi yang dapat beradaptasi dengan perubahan teknologi dan sosial, sebagaimana dijelaskan dalam laporan UNESCO bahwa "pendidikan berkualitas adalah kunci untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dan mengurangi kesenjangan global.”

Latar belakang penelitian ini didasarkan pada kebutuhan mendesak untuk menganalisis efektivitas kebijakan pendidikan yang diimplementasikan melalui Sekolah Garuda, yang telah diluncurkan di 16 titik strategis di Indonesia. Program ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang holistik, di mana siswa tidak hanya belajar ilmu pengetahuan umum, tetapi juga nilai-nilai kebangsaan dan keterampilan lintas budaya. Sebagaimana dinyatakan dalam sumber resmi, "Pemerintah meluncurkan Sekolah Garuda di 16 titik untuk siapkan Generasi Emas 2045 yang berdaya saing global," yang menekankan pentingnya program ini sebagai langkah strategis dalam memperkuat identitas nasional sekaligus kompetensi internasional siswa. Namun, analisis terhadap implementasi Sekolah Garuda perlu didasarkan pada studi empiris yang menunjukkan efektivitas sistem pendidikan dan kurikulum berbasis Pancasila, serta tantangan dalam menyiapkan generasi emas yang berdaya saing global. Misalnya, studi tentang implementasi kurikulum Pancasila menunjukkan bahwa "integrasi nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan dapat meningkatkan kesadaran nasional dan etika sosial siswa, namun memerlukan dukungan infrastruktur yang memadai.”

Urgensi penelitian ini sangat penting karena globalisasi dan revolusi industri 4.0 menuntut generasi muda Indonesia untuk memiliki keterampilan yang lebih luas, termasuk kemampuan berbahasa asing, berpikir kritis, dan beradaptasi dengan teknologi. Berdasarkan analisis terhadap berbagai studi, seperti efektivitas sistem pendidikan dan kurikulum berbasis Pancasila dalam menyiapkan generasi emas, serta tantangan dalam implementasi media pembelajaran seperti Papan Garuda berbasis Problem Based Learning (PBL), penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebijakan pendidikan terkait implementasi Sekolah Garuda. Hal ini mencakup aspek efektivitas, tantangan, dan rekomendasi untuk meningkatkan daya saing global generasi muda Indonesia, dengan fokus pada integrasi nilai Pancasila dalam kurikulum untuk membentuk karakter siswa yang unggul secara akademik dan berkarakter kuat.

Selain itu, penelitian ini juga mengintegrasikan perspektif dari analisis kebijakan kepala sekolah dalam pelaksanaan kurikulum 2013, yang menunjukkan bahwa kebijakan kepala sekolah dapat meningkatkan mutu pendidikan melalui pengembangan kreativitas guru dan suasana kondusif dalam pembelajaran. Analisis kebijakan pendidikan Madrasah Ibtidaiyah juga menekankan pentingnya lingkungan sekolah dalam membentuk karakter siswa, termasuk melalui program lingkungan sekolah dan pendidikan karakter. Pengaruh pendidikan Pancasila dalam membentuk karakter peserta didik di sekolah dasar turut memperkuat urgensi ini, dengan fokus pada peran guru dan keluarga dalam internalisasi nilai-nilai Pancasila. Terakhir, tantangan dalam sistem pendidikan Indonesia, seperti yang diungkap dalam laporan World Bank, menunjukkan perlunya reformasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan daya saing global.

Dalam konteks daya saing global, Indonesia menghadapi tantangan seperti kesenjangan akses pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan, serta perlunya adaptasi terhadap tren digital. Penelitian tentang daya saing global di Indonesia menyoroti bahwa "pendidikan yang berbasis nilai-nilai lokal seperti Pancasila dapat menjadi keunggulan kompetitif, asalkan didukung oleh inovasi teknologi dan kolaborasi internasional." Analisis kebijakan pendidikan nasional juga menggarisbawahi bahwa "reformasi kurikulum harus mencakup penguatan literasi digital dan keterampilan abad ke-21 untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi persaingan global." Selain itu, studi tentang peran teknologi dalam pendidikan menunjukkan bahwa "integrasi teknologi informasi dalam pembelajaran dapat meningkatkan efektivitas pendidikan Pancasila, namun memerlukan pelatihan guru yang berkelanjutan.” Dengan demikian, penelitian ini tidak hanya menganalisis implementasi Sekolah Garuda, tetapi juga memberikan rekomendasi praktis untuk memperkuat sistem pendidikan Indonesia dalam mencapai visi Generasi Emas 2045.

Lebih lanjut, perbandingan dengan negara-negara lain seperti Singapura dan Finlandia menunjukkan bahwa keberhasilan pendidikan global sering kali bergantung pada kombinasi antara nilai-nilai budaya lokal dan keterampilan internasional. Di Singapura, misalnya, "sistem pendidikan yang mengintegrasikan nilai-nilai Asia dengan kurikulum global telah menghasilkan generasi yang kompetitif di bidang STEM dan etika sosial." Sementara itu, Finlandia menekankan "pendidikan holistik yang menekankan kreativitas dan kesejahteraan siswa, yang dapat menjadi model bagi Indonesia dalam mengembangkan Sekolah Garuda." Analisis terhadap tantangan pendidikan di era pandemi COVID-19 juga relevan, di mana "transisi ke pembelajaran daring telah memperlihatkan kesenjangan digital, sehingga memerlukan investasi dalam infrastruktur teknologi untuk mendukung pendidikan berbasis Pancasila." Penelitian tentang dampak sosial ekonomi pendidikan menambahkan bahwa "pendidikan yang berkualitas dapat mengurangi kemiskinan dan meningkatkan produktivitas nasional, sehingga investasi dalam program seperti Sekolah Garuda adalah langkah strategis untuk pembangunan jangka panjang." Dengan mempertimbangkan semua aspek ini, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi pengembangan kebijakan pendidikan yang lebih inklusif dan efektif di Indonesia.

Selain itu, penting untuk mempertimbangkan aspek psikologis dan sosial dalam pendidikan, di mana "pendidikan Pancasila tidak hanya membentuk pengetahuan, tetapi juga emosi dan perilaku siswa untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab." Studi tentang motivasi siswa dalam pembelajaran Pancasila menunjukkan bahwa "penggunaan metode interaktif seperti diskusi kelompok dapat meningkatkan partisipasi siswa dan pemahaman nilai-nilai nasional." Dalam konteks keberlanjutan, laporan tentang pendidikan berkelanjutan menekankan bahwa "kurikulum yang mengintegrasikan isu-isu lingkungan dan keberlanjutan dapat mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim." Analisis terhadap peran orang tua dalam pendidikan juga relevan, di mana "kolaborasi antara sekolah dan keluarga dapat memperkuat internalisasi nilai Pancasila dan meningkatkan prestasi akademik siswa." Dengan demikian, penelitian ini mencakup analisis multidimensi untuk memberikan pandangan komprehensif tentang implementasi Sekolah Garuda dan implikasinya bagi masa depan pendidikan di Indonesia.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka (literature review) untuk menganalisis kebijakan pendidikan terkait implementasi Sekolah Garuda dalam mewujudkan generasi berdaya saing global. Metode ini dipilih karena memungkinkan pengumpulan, identifikasi, dan sintesis data dari berbagai sumber literatur yang relevan, tanpa melibatkan pengumpulan data lapangan secara langsung. Sebagaimana dinyatakan dalam kajian pustaka, "metode kajian pustaka (literature review) digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor pendukung dan penghambat implementasi kurikulum berbasis Pancasila, serta dampaknya terhadap pembentukan karakter dan kompetensi global siswa.”

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui pencarian sumber-sumber ilmiah dari database akademik seperti Google Scholar, DOAJ, dan repositori institusi, serta sumber resmi pemerintah dan laporan internasional. Kriteria inklusi meliputi artikel, jurnal, dan laporan yang relevan dengan topik kebijakan pendidikan, implementasi Sekolah Garuda, nilai-nilai Pancasila, dan daya saing global, dengan fokus pada periode 2020–2025. Data yang dikumpulkan mencakup aspek efektivitas kurikulum berbasis Pancasila, tantangan implementasi, dan rekomendasi kebijakan, yang kemudian diseleksi berdasarkan relevansi dan kualitas sumber.

Analisis data dilakukan secara deskriptif dan sintesis, di mana data dari berbagai sumber diidentifikasi, dievaluasi, dan diringkas untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Proses ini melibatkan pemetaan indikator efektivitas, faktor pendukung dan penghambat, serta dampak terhadap pembentukan generasi emas. Seperti yang dijelaskan dalam penelitian terkait, "hasil analisis menunjukkan bahwa kebijakan kurikulum Merdeka, kolaborasi tripartit, pemanfaatan teknologi, pelatihan guru, dan ketersediaan sumber daya menjadi faktor utama yang memperkuat efektivitas sistem pendidikan berbasis Pancasila." Selain itu, data dikutip dan diintegrasikan untuk menghasilkan rekomendasi kebijakan yang komprehensif, dengan mempertimbangkan konteks Indonesia sebagai negara berkembang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peluncuran Sekolah Garuda di 16 titik melalui Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) mencerminkan upaya strategis pemerintah untuk mempersempit kesenjangan pendidikan antar wilayah, terutama di daerah prioritas seperti Aceh, Papua, NTT, Sulawesi Tenggara, dan Kalimantan Utara. Inisiatif ini sejalan dengan temuan berbagai studi yang menunjukkan ketimpangan akses dan mutu pendidikan antara kawasan barat dan timur Indonesia, serta antara daerah perkotaan dan pedesaan. Sebagai contoh, penelitian oleh Muttaqin (2018) menegaskan bahwa akses pendidikan yang tidak merata dipengaruhi oleh modal sosial, ekonomi, infrastruktur, dan ketersediaan guru berkualitas pada level komunitas dan sekolah. Selain itu, kajian literatur oleh Prodi Bisnis Digital dan Universitas Pembangunan Jaya menunjukkan bahwa redistribusi guru dan pembangunan infrastruktur digital (seperti internet) adalah strategi yang telah diadopsi pemerintah untuk mengurangi jurang kesenjangan pendidikan, walaupun tantangan seperti rendahnya literasi digital di daerah terpencil dan keterbatasan listrik masih menghambat efektivitasnya. Sumber lain dari SMERU Research Institute juga menegaskan bahwa kesenjangan regional terutama antara daerah pedesaan terpencil dan pusat kota adalah akar permasalahan dalam akses pendidikan secara lebih luas. Dengan menghadirkan Sekolah Garuda di lokasi-lokasi yang selama ini kurang mendapat fasilitas pendidikan unggul, pemerintah tidak hanya memperluas akses tetapi juga berpotensi memperbaiki kualitas pendidikan melalui pendekatan kepemimpinan dan teknologi. Namun, keberhasilan jangka panjang inisiatif ini sangat bergantung pada kesinambungan dukungan kebijakan, penguatan kapasitas guru lokal, dan pembangunan sarana infrastruktur yang memadai agar sekolah-sekolah tersebut dapat benar-benar menjadi pusat kecemerlangan dan pemerataan kualitas pendidikan nasional.

Program Sekolah Garuda dirancang dengan tiga pilar strategis yang sangat sinergis untuk mencapai tujuan jangka panjang membangun generasi unggul; pertama, sebagai penyeimbang akses, pilar ini menegaskan komitmen pemerintah untuk memperluas kesempatan pendidikan berkualitas bagi seluruh anak bangsa tanpa memandang latar belakang geografis atau sosial, sehingga talenta dari pelosok pun dapat menembus lembaga pendidikan tinggi bergengsi. Kedua, sebagai inkubator kepemimpinan, Sekolah Garuda mengembangkan karakter kepemimpinan visioner, integritas, dan semangat kebangsaan, mempersiapkan peserta didik menjadi pemimpin masa depan yang mampu menghadapi tantangan era global menuju Indonesia Emas 2045. Ketiga, pilar penguatan prestasi dan pengabdian memadukan dorongan akademik tinggi terutama di ranah sains, teknologi, dan riset dengan jiwa pengabdian masyarakat, agar lulusan tidak hanya unggul secara intelektual tetapi juga memiliki rasa tanggung jawab sosial dan semangat melayani setelah menyelesaikan pendidikan. Dengan pondasi ketiga pilar ini, Sekolah Garuda tidak hanya ambisius dalam mencetak siswa berprestasi, tetapi juga berorientasi pada pembentukan pemimpin karakter dan pelayan bangsa yang dapat membawa kontribusi nyata bagi pembangunan nasional.

Pemerintah menargetkan pembentukan 80 Sekolah Garuda Transformasi dan 20 Sekolah Garuda Baru hingga tahun 2029 sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk mengembangkan talenta unggul sains, teknologi, dan kepemimpinan di kalangan generasi muda sebagai fondasi Visi Indonesia Emas 2045. Skema transformasi sekolah eksisting ini lebih menitikberatkan pada peningkatan kualitas pembelajaran dan persiapan siswa menuju universitas top di dunia, sedangkan sekolah baru difokuskan pada wilayah prioritas yang selama ini minim fasilitas pendidikan unggulan. Pendekatan ini mencerminkan tiga pilar utama Sekolah Garuda, yaitu pemerataan akses pendidikan, inkubator kepemimpinan, dan penguatan prestasi serta pengabdian yang dirancang tidak hanya melahirkan lulusan berprestasi tetapi juga berjiwa pemimpin dan berkontribusi kepada bangsa. Dengan demikian, inisiatif ini berpotensi menjadi instrumen penting untuk mengubah lanskap pendidikan nasional: dari sekadar menyiapkan siswa cerdas secara akademis menjadi mencetak generasi pemimpin masa depan yang tangguh, berdedikasi, dan kompetitif secara global, namun tantangan besar tetap ada, seperti ketersediaan guru berkualitas, pendanaan besar untuk sekolah baru (dengan alokasi sekitar Rp 200 miliar per sekolah baru menurut Kementerian) dan keberlanjutan program agar target jangka panjang benar-benar tercapai.

1. Pemerataan Pendidikan sebagai Solusi Kesenjangan

Upaya pemerintah untuk meluncurkan Sekolah Garuda di 16 titik di seluruh Indonesia merupakan langkah strategis untuk mengatasi kesenjangan kualitas pendidikan antara wilayah maju dan daerah yang selama ini tertinggal. Pemerataan akses pendidikan telah menjadi isu nasional sejak lama, terutama karena ketimpangan infrastruktur, kualitas guru, dan akses kesempatan belajar antara wilayah Jawa dan luar Jawa.

Melalui program ini, pemerintah menempatkan sekolah-sekolah unggulan tidak hanya di kota besar, tetapi juga di wilayah timur dan daerah terpencil. Inisiatif ini menunjukkan bahwa pemerintah ingin memastikan setiap anak Indonesia, tanpa melihat lokasi geografisnya, memiliki peluang yang sama untuk mengakses pendidikan bermutu tinggi. Dengan demikian, siswa berprestasi dari daerah terpencil tidak perlu lagi berpindah ke pusat kota hanya untuk mendapatkan pendidikan standar unggulan.

Menurut artikel resmi dari Indonesia.go.id, pembangunan dan transformasi sekolah ini dilakukan melalui dua pendekatan:

a. Pembangunan 4 Sekolah Garuda Baru

b. Transformasi 12 sekolah menjadi Sekolah Garuda Transformasi.

Keduanya dirancang untuk memperluas jangkauan pendidikan unggulan ke seluruh wilayah. Ini memperlihatkan perhatian pemerintah terhadap disparitas kualitas pendidikan antar daerah, terutama dalam konteks pencapaian Generasi Emas 2045.

2. Pengembangan Talenta dan Kepemimpinan

Selain memfasilitasi akses pendidikan yang lebih merata, Sekolah Garuda juga dirancang sebagai pusat talent development yang menggabungkan pendidikan akademik dengan pembinaan karakter dan kepemimpinan. Pemerintah menekankan bahwa generasi muda bukan hanya dituntut untuk unggul dalam prestasi akademik, tetapi juga memiliki nilai moral, integritas, dan komitmen terhadap pengabdian kepada negara.

Menurut Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof. Stella Christie, program ini mengedepankan pendidikan yang memupuk kepemimpinan, kolaborasi, dan kontribusi sosial, serta diarahkan untuk mencetak pemimpin masa depan Indonesia. Orientasi pada bidang sains dan teknologi sangat relevan dengan tantangan era digital dan ekonomi berbasis inovasi.

Pilar utama dalam Sekolah Garuda meliputi:

a. Penyeimbang Akses,

b. Inkubator Kepemimpinan, dan

c. Penguatan Prestasi dan Pengabdian

Ketiga pilar ini saling mendukung dalam mempersiapkan siswa agar tidak hanya menjadi individu berprestasi, tetapi juga pribadi yang memiliki visi kebangsaan. Dalam artikel yang sama dijelaskan bahwa Sekolah Garuda ingin membangun generasi muda dengan kemampuan global namun tetap berakar pada nilai pengabdian kepada masyarakat.

Dengan demikian, program ini menjadi model pendidikan holistik yang menanamkan nilai kepemimpinan sekaligus kemampuan akademik unggul. Ini sejalan dengan kebutuhan Indonesia untuk menyiapkan generasi yang siap menghadapi kompetisi global, terutama dalam bidang sains, teknologi, riset, dan inovasi.

3. Tantangan Implementasi

Meskipun Sekolah Garuda memiliki visi besar dan potensi besar sebagai model transformasi pendidikan nasional, program ini tetap menghadapi sejumlah tantangan penting. Tantangan ini perlu disiapkan solusinya agar program tidak hanya sukses pada tahap peresmian, tetapi benar-benar menghasilkan dampak positif dalam jangka panjang.

a) Kualitas dan Distribusi Guru

Salah satu tantangan terbesar adalah memastikan adanya tenaga pengajar berkualitas tinggi di semua titik, termasuk daerah terpencil. Guru yang ahli dalam bidang sains, teknologi, kepemimpinan, serta pembinaan karakter dibutuhkan dalam jumlah besar. Distribusi guru unggul masih menjadi persoalan klasik dalam sistem pendidikan Indonesia.

b) Sarana dan Prasarana Modern

Sekolah unggulan membutuhkan laboratorium, fasilitas teknologi, dan lingkungan belajar yang mendukung. Daerah-daerah terpencil sering menghadapi keterbatasan akses listrik stabil, internet cepat, maupun fasilitas pendidikan modern. Untuk itu, pembangunan infrastruktur harus menjadi prioritas agar standar sekolah unggulan benar-benar terpenuhi.

c) Keberlanjutan Anggaran

Program besar seperti Sekolah Garuda membutuhkan pendanaan jangka panjang. Ketergantungan pada anggaran negara menuntut konsistensi kebijakan lintas periode pemerintahan. Tanpa dukungan anggaran yang stabil, pembangunan sekolah baru dan transformasi sekolah eksisting dapat terhambat.

d) Seleksi Siswa yang Inklusif

Program unggulan sering menghadapi dilema antara prestasi tinggi vs pemerataan kesempatan. Tantangan seleksi adalah memastikan bahwa siswa dari berbagai latar belakang termasuk ekonomi rendah dan daerah terpencil mendapatkan kesempatan masuk tanpa diskriminasi.

e) Evaluasi Dampak Jangka Panjang

Pemerintah perlu menyiapkan mekanisme monitoring and evaluation (M&E) yang terukur. Evaluasi ini diperlukan untuk melihat apakah Sekolah Garuda benar-benar berkontribusi pada peningkatan Indeks Modal Manusia (Human Capital Index) Indonesia. Tanpa evaluasi jangka panjang, sulit menentukan efektivitas sejati program ini.

Artikel Indonesia.go.id menegaskan bahwa program Sekolah Garuda merupakan bagian dari strategi pemantapan SDM untuk menghadapi tantangan global 2045. Namun untuk mencapai tujuan tersebut, implementasi harus dikawal dengan cermat agar tidak hanya menjadi proyek jangka pendek, tetapi benar-benar menciptakan dampak yang luas..

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan melalui metode kajian pustaka, penelitian ini menyimpulkan bahwa implementasi Sekolah Garuda memiliki potensi besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan nasional dan mempersiapkan Generasi Emas 2045 yang berdaya saing global. Program ini terbukti mampu memperluas akses pendidikan unggul ke berbagai wilayah Indonesia, termasuk daerah 3T, sehingga berkontribusi dalam mengurangi ketimpangan pendidikan antar daerah. Integrasi nilai-nilai Pancasila, penguatan karakter, serta pengembangan kemampuan sains, teknologi, dan kepemimpinan menjadikan Sekolah Garuda sebagai model pendidikan holistik yang relevan dengan tuntutan era global.

DAFTAR REFERENSI

Adriannuh, F., Sihombing, E. L., Widodo, S. T., & Istiyani, F. (2023). Efektivitas media papan garuda dalam penerapan nilai-nilai pancasila kelas iv sekolah dasar. Jurnal Basicedu, 7(6), 3793-3803.

Ana, F. Y., & Warlizasusi, J. (2021). Analisis Kebijakan Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013 untuk meningkatkan Mutu Pendidikan di SMAN 8 Rejang Lebong. Al-Idarah: Jurnal Kependidikan Islam, 11(1), 13-24.

Bank, W. (2020). The promise of education in Indonesia. Word Bank. The World Bank Group. https://www. worldbank. org/en/country/indonesia/publication/the-promise-of-education-in-indonesia.

Benavot, A. (2022). Global Education Monitoring Report. International Encyclopedia of Education 4th Ed.

Ikhsan, I. (2024). Pengaruh Pendidikan Pancasila dalam Membentuk Karakter Peserta Didik di Sekolah Dasar. Garuda: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Dan Filsafat, 2(2), 156-163.

Rohmani, R., Apriza, B., & Mahendra, Y. (2021). Pengembangan gim kuis edukasi suplemen buku ajar pengantar dasar IPA berbasis website. JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran), 7(2), 194–208. https://doi.org/10.22219/jinop.v7i2.18576

Warlim, W., Budhiati, I., & Nalole, S. R. (2025). EFEKTIVITAS SISTEM PENDIDIKAN DAN KURIKULUM BERBASIS PANCASILA DALAM MENYIAPKAN GENERASI EMAS BERDAYA SAING GLOBAL. Berajah Journal, 5(3), 239-248.

Kurniawati, Ni Komang ;. (2019). Evaluasi Implementasi Standar Nasional Pendidikan Pada Pendidikan Inklusif Di Sekolah Menengah Garuda Cendikia.

Mustofa, Maulana ; dkk. (n.d.). Manajemen SDM: Peran Organisasi Pendidik Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru Di SD Global Garuda Nusantara Islamic Centre.

Suyana, Nana ; , Dalmeri; , Sugiharto; , Jupriadi;. (2024). Pendidikan Nasional Menghadapi Tantangan Global Sebuah Analisis Strategis dan Prioritas. Journal of Education Research.

Yudha, P. Indonesia.go.id, (2025). Pemerintah Luncurkan Sekolah Garuda di 16 Titik, Siapkan Generasi Emas 2045 Berdaya Saing Global. https://infopublik.id/kategori/nasional-sosial budaya/941203/pemerintah-luncurkan-sekolah-garuda-di-16-titik-siapkan generasi-emas-2045-berdaya-saing-global

Muhammad, S. Antaranews.com, (2025). Mendiktisaintek targetkan 100 bangunan Sekolah Garuda beroperasi pada 2029 https://megapolitan.antaranews.com/berita/448469/mendiktisaintektargetkan-100-bangunan-sekolah-garuda-beroperasi-pada-2029

Prakoso, I. (2025). Inversi.Id. Pemerintah Resmi Luncurkan Sekolah Garuda di 16 Lokasi Indonesia: Langkah Strategis Menuju Generasi Emas 2045 https://inversi.id/pemerintah-resmi-luncurkan-sekolah-garuda-di-16-lokasi-indonesia-langkah-strategis-menuju-generasi-emas-2045

Published

2025-12-02

How to Cite

ANALISIS KEBIJAKAN PENDIDIKAN: IMPLEMENTASI SEKOLAH GARUDA WUJUDKAN GENERASI BERDAYA SAING GLOBAL. (2025). Jurnal Media Akademik (JMA), 3(12). https://doi.org/10.62281/enqk4979