AL-DAKHĪL DALAM TAFSIR AL-QUR’AN MELALUI HADIS MAWḌŪ’

Authors

  • Musyarofah Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan Author
  • Tia Safitri Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan Author
  • Siti Sri Wahyuni Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan Author
  • Islamiyah Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan Author

DOI:

https://doi.org/10.62281/g005dr04

Keywords:

Al-Dakhīl, Dalam Tafsir, Hadis Mawḍū’

Abstract

Pemalsuan hadis (mawḍū’) merupakan problem serius dalam kajian hadis karena berdampak langsung pada pembentukan pemahaman keagamaan umat Islam. Hadis palsu tidak hanya beredar dalam literatur populer, tetapi juga ditemukan dalam sebagian karya tafsir dan penjelasan sunnah, khususnya pada pembahasan keutamaan surah (faḍā’il al-suwar), sehingga berpotensi melahirkan praktik keagamaan yang tidak berdasar. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan hadis dinilai sebagai mawḍū’, mengkaji mekanisme masuknya hadis palsu ke dalam literatur tafsir dan sunnah, serta menyajikan contoh konkret hadis mawḍū’ yang digunakan dalam penafsiran al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui studi kepustakaan dengan menelaah kitab-kitab hadis, ulumul hadis, dan literatur tafsir klasik maupun kontemporer. Data dianalisis secara deskriptif-analitis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemalsuan hadis dipengaruhi oleh faktor politik, fanatisme golongan, kepentingan duniawi, aktivitas kaum Zindiq, serta penyimpangan para ahli kisah. Hadis mawḍū’ masuk ke dalam tafsir akibat lemahnya verifikasi sanad dan ketergantungan pada riwayat tanpa kritik. Salah satu contohnya adalah hadis palsu tentang keutamaan Surah Yāsīn yang menyatakan bahwa membacanya setara dengan membaca al-Qur’an sepuluh kali. Penelitian ini menegaskan urgensi penguatan kritik hadis dalam studi tafsir guna menjaga kemurnian pemahaman al-Qur’an serta meningkatkan kehati-hatian dalam menggunakan riwayat sebagai dasar penafsiran.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abdul, Muhammad. ‘Azhim al-Zarqānī, Manāhil al-‘Irfān fī ‘Ulūm al-Qur’ān, Juz II, Beirut: Dār al-Fikr, 1995.

Alfiah dkk, Studi Ilmu Hadis Tkp: Ttp. 2016.

Aslamiah, Rabiatul. “Hadis Mawḍū’ dan Akibatnya” jurnal Ilmu dan Teknik Dakwah, Vol. 04, No. 07, Januari-Juni 2016.

Choirul, Mohammad Anam. “Sejarah Periwayatan Hadis Palsu” jurnal Studi Islam, Vol. 10, No. 01, juni 2022.

Jawzi, (al) Ibn. al-Mawḍū‘āh, juz 1, Beirut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1995.

Majid, Abdul Khon. Ulumul Hadis, Jakarta: Imprint Bumi Aksara, 2013.

Qaṭṭān, (al) Mannā‘. Mabāhith fī ‘Ulūm al-Qur’ān, Kairo: Maktabah Wahbah, 1973.

Rofiah Khusniati, Studi Ilmu Hadis, Ponorogo: IAIN PO Press, 2018.

Salih, (al) Subhi. ‘Ulūmul Hadith wa Muṣṭalahuh, Beirut: Dār al-‘Ilm li al-Malāyīn, 1988.

Suyuthi, (al) Jalaluddin. al-La’āli al-Maṣnū‘ah fī al-hadith al-Mawḍū‘ah, juz 1 Beirut: Dār al-Fikr, 1996.

Yuslem, Nawir. Ulumul Hadis, Jakarta: Mutiara Sumber Widya, 1998.

Published

2025-12-14

How to Cite

AL-DAKHĪL DALAM TAFSIR AL-QUR’AN MELALUI HADIS MAWḌŪ’. (2025). Jurnal Media Akademik (JMA), 3(12). https://doi.org/10.62281/g005dr04